Muslim Negarawan Pengukir Peradaban

Waktu terus beranjak Meninggalkan kita

29 Agustus 2009

Bait Ukhuwah Ramadhan 1430H

Satu pohon bisa jadi hutan
satu senyum bisa jadi persahabatan
satu ucapan maaf bisa jadi keikhlasan
satu temen sepertimu bisa jadi kebahagiaan
Untuk menyambut Ramadhan tiba.
Mohon maaf lahir dan batin.. ( Suri SMUNDA)

Ramadhan bulan pertobatan, ampunan, toleransi dan pemaafan.
Rasullulah SAW bersabda "merugilah orang yang usianya melewati ramadhan
tapi ia tidak dapat ampunan Allah SWT"
saatnya kembali pada Allah, Mohon Maaf lahir bathin ( drg. Imel )

Saudaraqu..
Waktu terus berjalan, tanpa kenal kata henti apalagi mundur kebelakang.
Ramadhan hanya tinggal hitungan hari..
Mari kita bersihkan hati luruskan niat,
siapkan mental dan fisik untuk ramadhan yang lebih baik.
demi menggapai derajat muttaqin..
Teriring permohonan maaf dari hamba
yang pernah alfa dan dosa
Terucap do'a, semoga kita selalu dalam lindunganNya
Allahumma baliqna Ramadhan..
Marhaban ya Ramadhan. ( Ahmad Muazdin - Depok )

Assalammualaikum..
Ramadhan satu hari lagi..
Dengan segala kerendahan hati..
Mohon dibuka pintu maaf atas kesalahan dan kekurangan selama ini
Demo keberkahan Puasa Ramadhan. ( Mohan PP KAMMI )

"Barangsiapa yang bergembira menyambut datangnya bulan suci ramadhan
maka Allah haramkan jasadnya dari sentuhan api neraka"(HR. Bukhori-Muslim)
Marhaban ya Ramadhan
Selamat menyambut bulan yang pernuh berkah..
Semoga Ramadhan kali ini menjadi ramadhan yang terbaik dari sebelumnya..Amin.
Mohon maaf lahir dan Bathin ( Edi Handoko & Keluarga )

01 Agustus 2009

Berhimpun dalam Kebhinekaan
Memperingati hari jadi KNPI ke 36

Oleh : Juanda Sukma


“ Kami menyadari sepenuhnya akan panggilan dan makna kami sebagai kaum muda adalah salah satu faktor penggerak untuk sesuatu yang lebih berarti bagi tercapainya cita-cita bangsa Indonesia, menuju jenjang yang lebih tinggi dan luhur, demi tercapainya masa depan yang lebih baik”.
Kalimat tersebut merupakan salah satu paragrap yang tertuang pada naskah deklarasi pemuda 23 Juli 1973, dimana didirikannya Komite Nasional Pemuda Indonesia. Sebuah kesadaran dan kegundahan yang begitu kuat terasa bagi para pemuda akan peran dan eksistensi pemuda untuk masa depan bangsanya, bentuk kesadaran yang kemudian membuka sekat-sekat perbedaan, ego kelompok, kepentingan invidual dan golongan sehingga tercapai harmonisasi langkah pemuda dalam mengisi ruang-ruang kemerdekaan sekali lagi menuju cita-cita bangsa Indonesia, menuju jenjang yang lebih tinggi dan luhur, demi tercapainya masa depan yang lebih baik.

Sejarah Singkat Lahirnya KNPI
“Pemuda Indonesia adalah ahli waris cita-cita bangsa yang syah dan sekaligus adalah generasi penerus, yang telah ikut meletakkan dasar-dasar kermerdekaan bangsa Indonesia, dengan melewati suatu simponi perjuangan yang panjang.” jika kita mencoba untuk memahami makna dari kalimat diatas yang merupakan alinea pertama dari deklarasi pemuda Indonesia, maka sebuah kesadaran dan pengakuan bahwa keberadan pemuda dalam kondisi sosial politik perjalanan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan memiliki peran sentral yang cukup strategis.
Setidaknya ada lima kurun waktu yang menjadi momentum kebangkitan pemuda Indonesia, yaitu tahun 1908, 1928, 1945, 1966 dan 1998. limit waktu yang begitu menyejarah bagi keberadaan bangsa ini diisi dengan sempurna oleh pemuda sebagai pelaku utamanya. Pada tahun 1908 yang dinobatkan sebagai tahun kebangkitan Nasional merupakan awal dari goresan sejarah yang dituliskan oleh pemuda secara struktural (organisasi). Tahun 1928 yang dikenal dengan sumpah pemuda menjadi motor pengerak kesadaran bangsa akan hakekat kemerdekaannya, hal inipun yang menjadi tonggak pemersatu bangsa dalam kebhinekaannya, sebuah lompatan sejarah yang prestesius, karena perbedaan akan agama, suku, bahasa, dan daerah territorial yang selama ini menjadi hambatan bersatunya bangsa Indonesia, kini ditorehkan pemuda dengan mempelopori persatuan Indonesia, berbangsa, berbahasa dan bertanah air satu. Indonesia.
Tahun 1945 menjadi puncak perjuangan panjang bangsa ini dalam meraih kemerdekaannya, dan sekali lagi lakon kemerdekaan diperankan dengan baik oleh pemuda. Pasca kemerdekaan kesadaran berkumpul dan bersyarikat mulai hidup dan berkembang dikalangan pemuda terkhusus mahasiswa, maka munculah organisai-organisasi mahasiswa dalam mengawal kemerdekaan bangsa ini, Lahirlah HMI, GMNI, PMKRI, PMII, IMM, GMKI dan berbagai organisasi profesi mahasiswa.
Perkembangan organisasi pemuda dan mahasiswa terus menorehkan sejarahnya masing-masing dalam bertindak dan berkontribusi, keberkelompokan itu menimbulkan sebuah kekeringan dalam berkontribusi, kerinduan untuk bergerak bersama dalam tujuan yang sama untuk mencapai cita-cita bangsa. Maka beberapa organisasi mahasiswa menyepakati untuk didirikannya KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), sebagai wadah untuk menyeragamkan gerak mahasiswa.
Kemunculan KAMI kembali mengoreskan sejarah emas perjuangan pemuda Indonesia, dengan memainkan peran dalam pergantian rezim dari orde lama menuju orde baru, dan inipun dilakoni dengan sempurna oleh pemuda, prestasi ini lantas menimbulkan keretakan ditubuh KAMI sebagai ruang kordinasi antar gerakan mahasiswa dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1966. Organisasi mahasiswa yang berhimpun di KAMI kembali keakar primordialnya baik secara ideology maupun politik.
Kiprah masing-masing organisasi pemuda dan mahasiswa ternyata kembali menimbulkan kerinduan untuk berhimpun dan bergerak harmonis, lalu perbincangan panjang untuk kembali berhimpun sejak dibubarkannya KAMI mulai terlihat nyata pada saat Munas mahasiswa yang berlangsung di Bogor 14-21 Desember 1970 mengarah pada pembentukan wadah persatuan nasional atau populer dengan istilah Nation Union of Students (NUS), tetapi lagi – lagi mempersatukan beragam perbedaan menjadi hal yang tidak mudah, dan keberhimpunan dalam suatu wadah yang sama sebagaimana yang diharapkan gagal disepakati.
Pasca Kegagalan itu GOLKAR sebagai mesin politik utama orde baru segera melakukan pendekatan dan mensosialisasikan gagasan untuk membentuk wadah keberhimpunan pemuda tingkat nasional. Melalui Median Sirait, Abdul Ghofur dan David Napitupulu penjajakan keberbagai organisasi mahasiswa dan pemuda pun gencar dilakukan, baik formal maupun informal. Baik secara institusi maupun secara personal kepada ketua-ketua organisasi.
Pertemuan-pertemuan rutin yang intens pada bulan mei, juni dan juli akhirnya berbuah hasil. Kesepakatan terkait kesamaan persepsi, urgensi keberhimpunan dan harmonisasi gerak pemuda mendapatkan titi temu. Lalu pada tanggal 23 Juli 1973 dibacakan deklarasi pemuda Indonesia di gedung joeang ‘45 yang dihadiri 33 tokoh pemuda nasional dan berbagai utusan organisasi pemuda dan mahasiswa, deklarasi ini mengantarkan David Napitupulu sebagi ketua umum KNPI yang pertama.

Mengembalikan Orientasi Keberhimpunan
Mencermati sejarah lahirnya KNPI, Campur tangan GOLKAR sebagai kekuasaan politik begitu kental, maka wajar jika pada saat reformasi di mei 1998 begitu kuat wacana untuk membubarkan KNPI, karena dianggap sebagai perpanjangan rezim orde baru. Sehingga reformasi 1998 juga menjadi reformasi bagi peran KNPI selama ini. Idrus Marhan yang merupakan ketua KNPI masa reformasi mewacanakan rejuvenansi atau penyegaran orientasi KNPI, dan rejuvenansi ini memaksa KNPI untuk independen dan kembali memposisikan pemuda sebagai mitra kritis bagi pemerintah. Kebijakan ini membuat KNPI tetap eksis sampai sekarang, sebuah prestasi yang patut dibanggakan karena selama hampir 69 tahun Indonesia merdeka, hanya KNPI-lah satu-satunya organisasi pluralis dalam arti ideal yang mampu bertahan sampai sekarang.
Di usianya yang ke 36, eksistensi KNPI pun diharapkan memiliki nilai lebih dalam menaungi keberhimpunan OKP, tidak hanya sebagai wadah keberhimpunan tetapi wadah ini mampu untuk melahirkan karakter kepemimpinan yang memiliki integritas moral, kredibilitas dan kapasitas personal yang mapan sebagai persiapan untuk melanjutkan regenerasi kepemimpinan bangsa, maka orientasi keberhinpunan dalam menjalankan fungsi mediasi, komunikasi, agregasi dan artikulasi mutlak harus diperankan KNPI.
KNPI juga harus kembali mengembalikan orientasi keberhimpunan seluruh anggotanya, bahwa keterlibatan dari keberhimpunan itu ditujukan untuk harmonisasi gerak OKP dalam memaksimalkan perannya untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, bukan justru keberhimpunan itu dijadikan semata-mata hanya sebagai batu loncatan dalam meniti karir politik, selagi orientasi ini masih menyelimuti aktifitas keberhimpunan maka wajar jika keberadaan KNPI dianggap mati suri atau justru bentuk nyata dari disorientasi itu menunjukan banyaknya OKP yang berhimpun dalam KNPI mengalami kondisi ”mati segan hidup tak mau”
Di hari jadi KNPI ini besar harapan agar keberhimpunan dalam kebhinekaan ini menemukan kembali semangat awalnya, semangat untuk menemukan momentum bagi para pemuda dalam menuliskan tinta emas sejarah keberadaannya, dalam memeberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, karena sejatinya pemuda tidak memiliki sejarah, pemuda hanya memiliki masa depan untuk menorehkan sejarah itu, keberhimpunan ini harusnya menjadi motor akselerasi yang memacu bangsa ini untuk bergerak maju, mandiri dan sejahtera dan menjadi pemimpin peradaban dunia. Selamat Ulang Tahun KNPI ke 36. Jayalah pemuda Indonesia.
Rekonstruksi Perekonomian Pasca Bom
Oleh : Juanda Sukma

Aksi terorisme pada 17 Juli lalu menyisakan kepedihan bagi bangsa Indonesia, stabilitas negara dan kepercayaan dunia Internasional yang berusaha dibangun pasca rentetan bom dari tahun 2000 sampai tahun 2005 pun hancur, padahal keberhasilan pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden yang masih dalam proses telah mendongkrak citra bangsa ini dimata dunia, namun aksi terorisme itu memaksa kita harus kembali berjibaku dalam berbagai sektor untuk meningkatkan harga diri bangsa dalam lingkup global.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari aksi terorisme ini adalah sektor perekonomian, hal ini tidak mungkin bisa dihindari namun bisa ditekan agar dampaknya tidak meluas dan membesar. Dalam perjalanan perekonomian Indonesia, setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian bangsa, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi perekonomian bangsa tergantung pada kuantitas dan kualitas sumber daya alamnya, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan sebagainya, sedangkan dari faktor non ekonomi yang turut menunjang perekonomian adalah terkait stabilitas politik dan keamanan nasional, sosial budaya, nilai moral dan kelembagaan dari negara tersebut.
Pengeboman di hotel JW Marriot dan The Ritz Carlton jelas mempengaruhi stabilitas keamanan nasional, karena keamanan yang tidak kondusif berdampak pada penurunan iklim kenyamanan usaha, hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang begitu merosot beberapa jam setelah pasar merespon peledakan tersebut. Rupiah yang dibuka pada level Rp.10.050 merosot tajam kelevel Rp.10.250 per dollar AS.
Sentimen pasar inipun berhasil diredam oleh BI dan tim ekonomi nasional setelah masuk ke pasar dan menahan pelemahan rupiah serta meyakinkan pasar terhadap kondisi keamanan nasional pasca peledakan bom tersebut, dan Rupiah bisa ditahan pada level Rp.10.150 perdollar AS pada pukul 14:00 WIB dihari yang sama, kebijakan ini dinilai cukup efektif sebagai langkah awal untuk meredam dampak instabilitas nasional terhadap sektor perekonomian bangsa.

Mengembalikan Stabilitas Nasional.
Mengembalikan kepercayaan dan kenyamanan pasar menjadi prioritas kebijakan ekonomi yang harus dilakukan pasca aksi terorisme tersebut. Pemerintah harus memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa kondisi domestik aman dan bisa dikendalikan, terkhusus penjelasan ini harus mampu meyakinkan para inverstor baik lokal terlebih inverstor asing, sehingga iklim pasar dapat kembali stabil.
Jika stabilitas perekonomian tetap terjaga pasca peledakan tersebut maka sebenarnya ini menjadi peluang besar bagi pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi bangsa, setidaknya ada tiga hal yang dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi pasca peledakan 17 juli 2009 yang lalu ditinjau dari sisi stabilitas politik dan keamanan nasional.
Pertama, upaya pemerintah dalam menuntaskan pelaku dan motif dibalik aksi terorisme tersebut. Jika dengan cepat pemerintah dapat membongkar jaringan terorisme yang merupakan otak intelektual dari peledakan bom dan membongkar apa sebenarnya motif dari peledakan itu, maka kepercayaan dunia Internasional terhadap kemampuan bangsa Indonesia akan membaik, tidak hanya ini tapi harga diri bangsa pun akan menigkat dalam kaca mata global.
Tentunya ini bukan pekerjaan mudah, terbukti Amerika Serikat sendiri yang mengkalaim negara super power dunia, mandul sampai hari ini tidak mampu menangkap buruan utamanya Osama Bin Laden dengan Al-Qaida ( terlepas pro kontra tentang sosok Osama Bin Laden yang dinilai hanya tokoh fiksi atau benar-benar ada). Dalam hal ini Pemerintah harus tetap berupaya secepat mungkin menangkap pelaku utama dan motif peledakan bom tersebut.
Terorisme memang bukan seperti perang yang dapat diketahui kapan dan siapa target sasarannya, maka barangkali bisa dimaklumi jika Intelejen kita ”kecolongan” dalam peledakan bom kemaren, karena hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, beberapa negara yang memiliki kemampuan intelijen terbaik pun pernah merasakan aksi terorisme ini, yang menjadi tidak wajar jika pemerintah melaui kepolisian dan Badan Intelijen lambat atau bahkan tidak mampu mengungkap dalang dan jaringan terosrisme serta motif dibalik peledakan di JW Marriot dan Ritz Carlton kemaren, semakin tepat dan cepat langkah pemerintah dalam menangani terorisme maka semakin baik respon semua pihak dan berpengaruh pada laju perekonomian nasional.
Kedua, menjaga stabilitas politik pada masa transisi kepemimpinan nasional. Keberhasilan semua pihak dalam menciptapkan kondusifitas politik nasional baik pada saat pemilu legislatif maupun pada saat pemilihan presiden menjadi prestasi dan catatan penting sejarah perpolitikan bangsa, disaat beberapa negara gagal menjaga stabilitasnya dikarenakan proses transisi kepemimpinan, Indonesia dengan bangga mampu menyuguhkan sebuah kultur berdomokrasi yang egaliter, mempertahankan kultur berdemokrasi dan berpolitik ini akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi bangsa.
Ketiga, Pemilihan tim ekonomi yang tepat dalam menciptakan kepercayaan pasar dan membangun pemerintahan yang kokoh dan berwibawa dari sektor perekonomian. Setelah suksesi transisi kepemimpinan nasional berjalan kondusif, maka langkah berikutnya yang harus dilakukan dengan cermat oleh presiden mendatang adalah menempatkan orang-orang yang tepat dalam tim ekonominya, sehingga kepercayaam pasar meningkat dan ini dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi bangsa kedepan.
Jika stabilitas keamanan dan politik pasca peledakan bom dan juga pada saat transisi kepemimpinan nasional dapat berlangsung kondusif maka ini dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi, ditambah lagi upaya pemerintah yang mampu menciptakan stabilitas ekonomi pasca peledakan tersebut. Sehingga kita harapkan iklim berusaha dapat semakin meningkat dan memancing para investor untuk mau berinvestasi di Indonesia.
Stabilitas ekonomi yang bisa dipertahankan pasca peledakan itu, harapan kita muncul persepsi pasar yang positif, jika dalam kondisi instabilitas keamanan saja perekonomian Indonesia dapat berjalan stabil apalagi dalam kondisi stabilitas keamanan dan politik yang baik. Kita harapkan persepsi pasar ini akan memancing para investor untuk hadir di indonesia, karena Menurut Harrod Domar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal. Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut.
Terlebih jika dalam massa transisi kepemimpinan nasional ini, presiden dan wakil presiden mendatang dapat dengan cermat menempatkan orang-orang terbaik pada tim ekonominya, sehingga capaian tertinggi laju perekonomian Indonesia sebesar 8,22% pada tahun 1995 dapat kembali terulang atau bahkan terlampaui pada periodesasi pemerintahan mendatang. Semoga.

Dimuat diharian Analisa, 24 Juli 2009.

11 Juli 2009

Berharap Sikap Negarawan Para Capres
Oleh : Juanda Sukma

Meskipun hasil pemilihan umum pada 8 Juli yang lalu baru akan diumumkan secara resmi oleh KPU pada 25-27 Juli mendatang, tetapi melihat hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei setidaknya sudah menggambarkan cukup jelas hasil dari pemilu presiden dan wakil presiden yang dinilai jujur, aman dan cukup kondusif oleh beberapa pihak walaupun masih terdapat kesalahan-kesalahan seperti DPT dan sebagainya, tetapi kesalahan-kesalahan ini dinilai tidak mencederai unsur demokrasi yang berjalan dengan baik.

Dari hasi Quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei yang dirilies oleh beberapa media eloktronik pasangan SBY-Boediono dipastikan menang dengan satu putaran, dari data yang yang hampir rampung lembaga survei indonesia menyampaikan: Mega-Prabowo meraih 26,56 %, SBY-Boediono 60,85%, JK-Wiranto 12,59 %, Lingkaran survei Indonesia: Mega-Prabowo 27,36 %, SBY-Boediono 60,15%, JK-Wiranto 12,49 %, LP3ES: Mega-Prabowo 27,40 %, SBY-Boediono 60,28%, JK-Wiranto 12,32 %, Puskaptis: Mega-Prabowo 28,16 %, SBY-Boediono 57,95%, JK-Wiranto 13,89 %, CIRUS: Mega-Prabowo 27,49 %, SBY-Boediono 60,20%, JK-Wiranto 12,31 %, sedangkan LRI: Mega-Prabowo 27,02 %, SBY-Boediono 61,11%, JK-Wiranto 11,87 %, dari hasil yang disampaikan keenam lembaga survei yang cukup kredibel dan familer tersebut tidak ada perbedaan yang terlalu jauh, selagi hasil ini bersifat ilmiah dan bisa dipertangung jawabkan maka sekali lagi bisa dipastikan kalau pilpres 2009 berlangsung satu putaran.

Dalam sebuah kompetisi, menang kalah merupakan hal yang biasa, tetapi dalam pelaksanaan pemilihan presidan dan wakil presiden maka prosesi ini tidak sesederhana siapa yang menang dan siapa yang kalah, karena pilpres tidak seperti kompetisi sepak bola ketika pemenang sudah didapat maka selesailah semuanya, seharusnya bagi kita pilpres merupakan momentum kebangkitan nasional dan harapan masyarakat yang begitu besar akan perubahan kearah yang lebih baik.

Kedewasaan Semua Pihak

Momentum ini memerlukan kedewasaan semua pihak dalam berkompetisi, baik para kandidat presiden dan wakil presiden maupun semua elemen bangsa yang terkait dengan ini. Kedewasaan itu tidak sekedar pernyataan politik yang menyatakan siap menang dan siap kalah tetapi implementasi dari pernyataan itu yang kemudian diwujudkan melalui komitmen berkontribusi yang berorientasi pada kemajuan bangsa dan negara, inilah kedewasaan itu.

Jika ternyata hasil quick count ini menjadi hasil real count yang memberikan kesempatan kedua bagi Susilo Bambang Yudhoyono untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nasional, tentu kita berharap kepada kandidat lainnya Ibu Megawati dan Bapak Jusuf Kalla beserta pasangan dan tim politiknya untuk bisa berjiwa besar dalam menyikapi hal ini, memang hanya sosok negarawan yang mampu dengan tegar mengakui keunggulan lawannya dalam berkmpetisi dan juga kita menginginkan agar para kandidat yang tidak mendapat mandat rakyat secara dominan ini bisa tetap memberikan kontribusi terbaiknya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Tentunya banyak cara yang bisa dilakukan dalam berkontribusi untuk kepentingan bangsa dan negara, salah satunya bersikap legowo terhadap hasil pemilu, dengan tidak bermanuver yang dapat berdampak pada stabilitas politik nasional dan juga memberikan dukungan dan control terhadap pasangan terpilih untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya untuk memajukan Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kenegarawanan ini juga hasrus ditunjukan pasangan terpilih, SBY-Boediono serta tim sukses, relawan dan pendukungnya terutama elit partai demokrat untuk tidak bersikap arogan dalam menyikapi kemenangan ini apalagi merayakan kemenangan secara berlebihan, SBY sebagai presiden terpilih harusnya mampu untuk menjadi tokoh sentral dalam merekatkan elemen bangsa, mampu dengan baik berkomunikasi dengan kandidat lainnya pasca pemilihan presiden ini, sehingga terwujudlah rekonsoliasi tokoh bangsa dan harapan kita dalam jangka waktu lima tahun kedepan presiden terpilih dapat merealisasikan program-program yang dijanjikan dalam mewujudkan kemandirian bangsa.

Betapa indahnya jika para capres dan cawapres yang kita ketahui memiliki potensi begitu besar dan merupakan putra-putri terbaik negeri ini, bisa dengan cepat beradaptasi, berangkulan dan saling melengkapi untuk mewujudkan dan membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, mandiri, berpengaruh didunia internasional dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Karena kita yakini kebersamaan itu akan membuat kerja-kerja pemerintahan kedepan dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.
Refleksi keberadaan Ku.

Oleh: Juanda Sukma
Ketua Umum KAMMI Daerah Sumatera Utara


Perjuangan itu tidak cukup hanya dengan bermodalkan semangat, dan kita semua tau itu, bukankah Allah dan Rasulnya mewajibkan para sahabat untuk berjihad jika tiba saatnya, dan kewajiban itu mereka sambut tidak hanya dengan bekal niat, jasad, ghiroh, keimanan yang tertancam kokoh dan kerinduan untuk bertemu dengan Allah ,tetapi mereka juga mempersiapkan dengan bekal-bekal rill dalam kesuksesan jihad, mereka siapkan kuda-kuda pilihan, mereka asah pedang-pedang terbaik, mereka fokuskan pikiran untuk menyusun strategi perang, mereka kumpulkan materi dan perbekalan, dan yang menjadi titik point dalam hal ini adalah mereka tidak akan ikut dan dilibatkan jika tidak mampu dalam menyiapkan perbekalan mandiri.Ya.. itulah generasi terbaik yang dimiliki umat ini, generasi terbaik sepanjang sejarah keberadaan manusia.

Kekuatan ruhiyah, fikriyah dan Jasadiyah dalam kehidupan para sahabat untuk memuliakan Islam di sejarah peradaban dunia, tidak membuat mereka cukup dan mapan dalam mengemban amanah dakwah Islam, walaupun Kapasitas Internal menjadi hal yang mendasar dalam proses perjalanan menuju kemenangan itu, tetapi mereka sadari, itu saja tidak akan membuat Allah menganugrahi kemenangan itu, mereka butuh kolektifitas perbekalan, Islam mengajarkan ummatnya untuk melihat realita dengan rasio mereka, ikhtiar dalam kaca mata Islam adalah bentuk perwujudan kesungguhan dalam pengupayaan suatu hal, bukan seadanya saja apalagi hanya upaya yang sekedarnya saja, sama seperti implementasi Jihad, bukan jumlah yang membuat kita menang, bukan harta dan kecanggihan strategi yang membuat kita menang, tetapi keputusan Allah yang Agung. Dan keputusan itu tentunnya dilihat dari sejauh mana ummatnya dalam berikhtiar untuk mencapai kemengan itu.



Ikhwatifillah…

Begitu Indahnya Rasullulah dan para sahabat memberikan ketauladanan dalam meneguhkan kejayaan agama Allah azawajalla. Kekuatan ruhiyah dan kedekatan dengan Allah langsung terimplementasi dalam kancah suksesi amanah dakwah, dan tidak hanya kapasitas internal yang mereka penuhi tetapi kemandirian personal tujuannya hanya satu bagaimana amanah dakwah sukses, dan setiap peribadi yang hadir harus menjadi stimulus kekuatan baru bagi jamaah bukan menjadi beban –beban yang menghambat lajunya dakwah.

Sebuah kenikmatan sejati yang kita rasakan ketika Allah memberikan hidayah dan memilih peribadi kita untuk bergabung dalam jamaah ini, meneruskan tugas para ambiya. Nikmat yang hanya Allah berikan pada ummat pilihan, dan disadari atau tidak kita telah berada pada jamaah itu, jamaah kemulian karena beban dakwah sebagai estapet tugas Nabi dan Rasul. Ya hanya segelintir orang yang mulia atau Allah muliakan yang mampu mengemban amanah ini.

Siapapun kita yang telah sungguh-sungguh berikrar menjadi Kader Dakwah ketika prosesi perekrutan kader seperti DMI atau lainnya, dan terlebih ketika Ikrar dalam pengembanan amanah struktural itu kita ucapkan dalam acara sakral pelantikan kepengurusan di marhalah apapun kita berada, Ingatlah Bahwa Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan dan Terlebih lagi Ikrar itu kita ucapkan atas nama Allah SWT dan janji yang diucapkan atas nama Allah harus ditepati jika tidak maka ada kafarat yang harus dilunasi.

Disadari atau tidak bahwa Allah akan menagih dari apa yang kita ucapkan, cukupkah kita mengatakan pada saat pengadilan Allah tiba bahwa tidak terpenuhinya janji itu hanya dikarenkan aktifitas dunia yang menyita waktu, tenaga dan pikiran para pengemban dakwah itu, bukannya para sahabat berniaga, bekerja dan mencari penghasilan sebagai upaya eksistensi peribadinya dalam mensukeskan dakwah ini, mencari penghasilan untuk perbekalan perjalanan dakwah, karena dakwah itu butuh bekal dan setiap peribadi pengembannya yang harus memenuhi perbekalan itu, bukan kebalikannya bukan alasan pekerjaan dan penghasilan yang membuat kita perlahan menghilang dan tidak kelihatan, bukan alasan pekerjaan yang membuat kita memberikan “sisa-sisa” waktu, tenaga dan pikiran untuk dakwah ini, karena alasan memenuhi perbekalan dakwalah kita berpenghasilan bukan karena sibuknya berpenghasilan kita memperkecil kontribusi kita pada dakwah ini

Cukupkah kita katakan tidak terpenuhinya janji itu karena kesibukan kita menuntut Ilmu? Cukupkah kita katakan tidak terpenuhinya janji itu dikarenakan Istri/ anak dan Anggota keluarga yang menuntut perhatian lebih ? betapa kuatnya kerinduan kita untuk bertemu dengan Allah dan memberikan amal – amal terbaik yang dengan amal itu membuat para malaikat tersenyum dan bertasbih. Semoga keberadaan kita tetap terasa baik jasad, harta, jiwa dan fikiran untuk mempersembahkan yang terbaik bagi dakwah ini, karena kita sadari usia kita tidak akan lama, barangkali besok, lusa, tahun depan atau barangkali beberapa detik lagi. Semoga dengan ini Allah SWt membeli jiwa kita dengan harga yang tidak murah. Allahu’alam bi showab.

“Indeed, Allah has purchased from the believers their lives and their properties [in exchange] for that they will have Paradise . They fight in the cause of Allah, so they kill and are killed. [It is] a true promise [binding] upon Him in the Torah and the Gospel and the Qur’an. And who is truer to his covenant than Allah? So rejoice in your transaction which you have contracted. And it is that which is the great attainment”

(At-Taubah : 111)