Muslim Negarawan Pengukir Peradaban

Waktu terus beranjak Meninggalkan kita

29 Agustus 2009

Bait Ukhuwah Ramadhan 1430H

Satu pohon bisa jadi hutan
satu senyum bisa jadi persahabatan
satu ucapan maaf bisa jadi keikhlasan
satu temen sepertimu bisa jadi kebahagiaan
Untuk menyambut Ramadhan tiba.
Mohon maaf lahir dan batin.. ( Suri SMUNDA)

Ramadhan bulan pertobatan, ampunan, toleransi dan pemaafan.
Rasullulah SAW bersabda "merugilah orang yang usianya melewati ramadhan
tapi ia tidak dapat ampunan Allah SWT"
saatnya kembali pada Allah, Mohon Maaf lahir bathin ( drg. Imel )

Saudaraqu..
Waktu terus berjalan, tanpa kenal kata henti apalagi mundur kebelakang.
Ramadhan hanya tinggal hitungan hari..
Mari kita bersihkan hati luruskan niat,
siapkan mental dan fisik untuk ramadhan yang lebih baik.
demi menggapai derajat muttaqin..
Teriring permohonan maaf dari hamba
yang pernah alfa dan dosa
Terucap do'a, semoga kita selalu dalam lindunganNya
Allahumma baliqna Ramadhan..
Marhaban ya Ramadhan. ( Ahmad Muazdin - Depok )

Assalammualaikum..
Ramadhan satu hari lagi..
Dengan segala kerendahan hati..
Mohon dibuka pintu maaf atas kesalahan dan kekurangan selama ini
Demo keberkahan Puasa Ramadhan. ( Mohan PP KAMMI )

"Barangsiapa yang bergembira menyambut datangnya bulan suci ramadhan
maka Allah haramkan jasadnya dari sentuhan api neraka"(HR. Bukhori-Muslim)
Marhaban ya Ramadhan
Selamat menyambut bulan yang pernuh berkah..
Semoga Ramadhan kali ini menjadi ramadhan yang terbaik dari sebelumnya..Amin.
Mohon maaf lahir dan Bathin ( Edi Handoko & Keluarga )

01 Agustus 2009

Berhimpun dalam Kebhinekaan
Memperingati hari jadi KNPI ke 36

Oleh : Juanda Sukma


“ Kami menyadari sepenuhnya akan panggilan dan makna kami sebagai kaum muda adalah salah satu faktor penggerak untuk sesuatu yang lebih berarti bagi tercapainya cita-cita bangsa Indonesia, menuju jenjang yang lebih tinggi dan luhur, demi tercapainya masa depan yang lebih baik”.
Kalimat tersebut merupakan salah satu paragrap yang tertuang pada naskah deklarasi pemuda 23 Juli 1973, dimana didirikannya Komite Nasional Pemuda Indonesia. Sebuah kesadaran dan kegundahan yang begitu kuat terasa bagi para pemuda akan peran dan eksistensi pemuda untuk masa depan bangsanya, bentuk kesadaran yang kemudian membuka sekat-sekat perbedaan, ego kelompok, kepentingan invidual dan golongan sehingga tercapai harmonisasi langkah pemuda dalam mengisi ruang-ruang kemerdekaan sekali lagi menuju cita-cita bangsa Indonesia, menuju jenjang yang lebih tinggi dan luhur, demi tercapainya masa depan yang lebih baik.

Sejarah Singkat Lahirnya KNPI
“Pemuda Indonesia adalah ahli waris cita-cita bangsa yang syah dan sekaligus adalah generasi penerus, yang telah ikut meletakkan dasar-dasar kermerdekaan bangsa Indonesia, dengan melewati suatu simponi perjuangan yang panjang.” jika kita mencoba untuk memahami makna dari kalimat diatas yang merupakan alinea pertama dari deklarasi pemuda Indonesia, maka sebuah kesadaran dan pengakuan bahwa keberadan pemuda dalam kondisi sosial politik perjalanan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan memiliki peran sentral yang cukup strategis.
Setidaknya ada lima kurun waktu yang menjadi momentum kebangkitan pemuda Indonesia, yaitu tahun 1908, 1928, 1945, 1966 dan 1998. limit waktu yang begitu menyejarah bagi keberadaan bangsa ini diisi dengan sempurna oleh pemuda sebagai pelaku utamanya. Pada tahun 1908 yang dinobatkan sebagai tahun kebangkitan Nasional merupakan awal dari goresan sejarah yang dituliskan oleh pemuda secara struktural (organisasi). Tahun 1928 yang dikenal dengan sumpah pemuda menjadi motor pengerak kesadaran bangsa akan hakekat kemerdekaannya, hal inipun yang menjadi tonggak pemersatu bangsa dalam kebhinekaannya, sebuah lompatan sejarah yang prestesius, karena perbedaan akan agama, suku, bahasa, dan daerah territorial yang selama ini menjadi hambatan bersatunya bangsa Indonesia, kini ditorehkan pemuda dengan mempelopori persatuan Indonesia, berbangsa, berbahasa dan bertanah air satu. Indonesia.
Tahun 1945 menjadi puncak perjuangan panjang bangsa ini dalam meraih kemerdekaannya, dan sekali lagi lakon kemerdekaan diperankan dengan baik oleh pemuda. Pasca kemerdekaan kesadaran berkumpul dan bersyarikat mulai hidup dan berkembang dikalangan pemuda terkhusus mahasiswa, maka munculah organisai-organisasi mahasiswa dalam mengawal kemerdekaan bangsa ini, Lahirlah HMI, GMNI, PMKRI, PMII, IMM, GMKI dan berbagai organisasi profesi mahasiswa.
Perkembangan organisasi pemuda dan mahasiswa terus menorehkan sejarahnya masing-masing dalam bertindak dan berkontribusi, keberkelompokan itu menimbulkan sebuah kekeringan dalam berkontribusi, kerinduan untuk bergerak bersama dalam tujuan yang sama untuk mencapai cita-cita bangsa. Maka beberapa organisasi mahasiswa menyepakati untuk didirikannya KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), sebagai wadah untuk menyeragamkan gerak mahasiswa.
Kemunculan KAMI kembali mengoreskan sejarah emas perjuangan pemuda Indonesia, dengan memainkan peran dalam pergantian rezim dari orde lama menuju orde baru, dan inipun dilakoni dengan sempurna oleh pemuda, prestasi ini lantas menimbulkan keretakan ditubuh KAMI sebagai ruang kordinasi antar gerakan mahasiswa dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1966. Organisasi mahasiswa yang berhimpun di KAMI kembali keakar primordialnya baik secara ideology maupun politik.
Kiprah masing-masing organisasi pemuda dan mahasiswa ternyata kembali menimbulkan kerinduan untuk berhimpun dan bergerak harmonis, lalu perbincangan panjang untuk kembali berhimpun sejak dibubarkannya KAMI mulai terlihat nyata pada saat Munas mahasiswa yang berlangsung di Bogor 14-21 Desember 1970 mengarah pada pembentukan wadah persatuan nasional atau populer dengan istilah Nation Union of Students (NUS), tetapi lagi – lagi mempersatukan beragam perbedaan menjadi hal yang tidak mudah, dan keberhimpunan dalam suatu wadah yang sama sebagaimana yang diharapkan gagal disepakati.
Pasca Kegagalan itu GOLKAR sebagai mesin politik utama orde baru segera melakukan pendekatan dan mensosialisasikan gagasan untuk membentuk wadah keberhimpunan pemuda tingkat nasional. Melalui Median Sirait, Abdul Ghofur dan David Napitupulu penjajakan keberbagai organisasi mahasiswa dan pemuda pun gencar dilakukan, baik formal maupun informal. Baik secara institusi maupun secara personal kepada ketua-ketua organisasi.
Pertemuan-pertemuan rutin yang intens pada bulan mei, juni dan juli akhirnya berbuah hasil. Kesepakatan terkait kesamaan persepsi, urgensi keberhimpunan dan harmonisasi gerak pemuda mendapatkan titi temu. Lalu pada tanggal 23 Juli 1973 dibacakan deklarasi pemuda Indonesia di gedung joeang ‘45 yang dihadiri 33 tokoh pemuda nasional dan berbagai utusan organisasi pemuda dan mahasiswa, deklarasi ini mengantarkan David Napitupulu sebagi ketua umum KNPI yang pertama.

Mengembalikan Orientasi Keberhimpunan
Mencermati sejarah lahirnya KNPI, Campur tangan GOLKAR sebagai kekuasaan politik begitu kental, maka wajar jika pada saat reformasi di mei 1998 begitu kuat wacana untuk membubarkan KNPI, karena dianggap sebagai perpanjangan rezim orde baru. Sehingga reformasi 1998 juga menjadi reformasi bagi peran KNPI selama ini. Idrus Marhan yang merupakan ketua KNPI masa reformasi mewacanakan rejuvenansi atau penyegaran orientasi KNPI, dan rejuvenansi ini memaksa KNPI untuk independen dan kembali memposisikan pemuda sebagai mitra kritis bagi pemerintah. Kebijakan ini membuat KNPI tetap eksis sampai sekarang, sebuah prestasi yang patut dibanggakan karena selama hampir 69 tahun Indonesia merdeka, hanya KNPI-lah satu-satunya organisasi pluralis dalam arti ideal yang mampu bertahan sampai sekarang.
Di usianya yang ke 36, eksistensi KNPI pun diharapkan memiliki nilai lebih dalam menaungi keberhimpunan OKP, tidak hanya sebagai wadah keberhimpunan tetapi wadah ini mampu untuk melahirkan karakter kepemimpinan yang memiliki integritas moral, kredibilitas dan kapasitas personal yang mapan sebagai persiapan untuk melanjutkan regenerasi kepemimpinan bangsa, maka orientasi keberhinpunan dalam menjalankan fungsi mediasi, komunikasi, agregasi dan artikulasi mutlak harus diperankan KNPI.
KNPI juga harus kembali mengembalikan orientasi keberhimpunan seluruh anggotanya, bahwa keterlibatan dari keberhimpunan itu ditujukan untuk harmonisasi gerak OKP dalam memaksimalkan perannya untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, bukan justru keberhimpunan itu dijadikan semata-mata hanya sebagai batu loncatan dalam meniti karir politik, selagi orientasi ini masih menyelimuti aktifitas keberhimpunan maka wajar jika keberadaan KNPI dianggap mati suri atau justru bentuk nyata dari disorientasi itu menunjukan banyaknya OKP yang berhimpun dalam KNPI mengalami kondisi ”mati segan hidup tak mau”
Di hari jadi KNPI ini besar harapan agar keberhimpunan dalam kebhinekaan ini menemukan kembali semangat awalnya, semangat untuk menemukan momentum bagi para pemuda dalam menuliskan tinta emas sejarah keberadaannya, dalam memeberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, karena sejatinya pemuda tidak memiliki sejarah, pemuda hanya memiliki masa depan untuk menorehkan sejarah itu, keberhimpunan ini harusnya menjadi motor akselerasi yang memacu bangsa ini untuk bergerak maju, mandiri dan sejahtera dan menjadi pemimpin peradaban dunia. Selamat Ulang Tahun KNPI ke 36. Jayalah pemuda Indonesia.
Rekonstruksi Perekonomian Pasca Bom
Oleh : Juanda Sukma

Aksi terorisme pada 17 Juli lalu menyisakan kepedihan bagi bangsa Indonesia, stabilitas negara dan kepercayaan dunia Internasional yang berusaha dibangun pasca rentetan bom dari tahun 2000 sampai tahun 2005 pun hancur, padahal keberhasilan pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu presiden yang masih dalam proses telah mendongkrak citra bangsa ini dimata dunia, namun aksi terorisme itu memaksa kita harus kembali berjibaku dalam berbagai sektor untuk meningkatkan harga diri bangsa dalam lingkup global.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari aksi terorisme ini adalah sektor perekonomian, hal ini tidak mungkin bisa dihindari namun bisa ditekan agar dampaknya tidak meluas dan membesar. Dalam perjalanan perekonomian Indonesia, setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian bangsa, yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi perekonomian bangsa tergantung pada kuantitas dan kualitas sumber daya alamnya, sumber daya manusia, modal usaha, teknologi dan sebagainya, sedangkan dari faktor non ekonomi yang turut menunjang perekonomian adalah terkait stabilitas politik dan keamanan nasional, sosial budaya, nilai moral dan kelembagaan dari negara tersebut.
Pengeboman di hotel JW Marriot dan The Ritz Carlton jelas mempengaruhi stabilitas keamanan nasional, karena keamanan yang tidak kondusif berdampak pada penurunan iklim kenyamanan usaha, hal ini dapat dilihat dari penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang begitu merosot beberapa jam setelah pasar merespon peledakan tersebut. Rupiah yang dibuka pada level Rp.10.050 merosot tajam kelevel Rp.10.250 per dollar AS.
Sentimen pasar inipun berhasil diredam oleh BI dan tim ekonomi nasional setelah masuk ke pasar dan menahan pelemahan rupiah serta meyakinkan pasar terhadap kondisi keamanan nasional pasca peledakan bom tersebut, dan Rupiah bisa ditahan pada level Rp.10.150 perdollar AS pada pukul 14:00 WIB dihari yang sama, kebijakan ini dinilai cukup efektif sebagai langkah awal untuk meredam dampak instabilitas nasional terhadap sektor perekonomian bangsa.

Mengembalikan Stabilitas Nasional.
Mengembalikan kepercayaan dan kenyamanan pasar menjadi prioritas kebijakan ekonomi yang harus dilakukan pasca aksi terorisme tersebut. Pemerintah harus memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa kondisi domestik aman dan bisa dikendalikan, terkhusus penjelasan ini harus mampu meyakinkan para inverstor baik lokal terlebih inverstor asing, sehingga iklim pasar dapat kembali stabil.
Jika stabilitas perekonomian tetap terjaga pasca peledakan tersebut maka sebenarnya ini menjadi peluang besar bagi pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi bangsa, setidaknya ada tiga hal yang dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi pasca peledakan 17 juli 2009 yang lalu ditinjau dari sisi stabilitas politik dan keamanan nasional.
Pertama, upaya pemerintah dalam menuntaskan pelaku dan motif dibalik aksi terorisme tersebut. Jika dengan cepat pemerintah dapat membongkar jaringan terorisme yang merupakan otak intelektual dari peledakan bom dan membongkar apa sebenarnya motif dari peledakan itu, maka kepercayaan dunia Internasional terhadap kemampuan bangsa Indonesia akan membaik, tidak hanya ini tapi harga diri bangsa pun akan menigkat dalam kaca mata global.
Tentunya ini bukan pekerjaan mudah, terbukti Amerika Serikat sendiri yang mengkalaim negara super power dunia, mandul sampai hari ini tidak mampu menangkap buruan utamanya Osama Bin Laden dengan Al-Qaida ( terlepas pro kontra tentang sosok Osama Bin Laden yang dinilai hanya tokoh fiksi atau benar-benar ada). Dalam hal ini Pemerintah harus tetap berupaya secepat mungkin menangkap pelaku utama dan motif peledakan bom tersebut.
Terorisme memang bukan seperti perang yang dapat diketahui kapan dan siapa target sasarannya, maka barangkali bisa dimaklumi jika Intelejen kita ”kecolongan” dalam peledakan bom kemaren, karena hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, beberapa negara yang memiliki kemampuan intelijen terbaik pun pernah merasakan aksi terorisme ini, yang menjadi tidak wajar jika pemerintah melaui kepolisian dan Badan Intelijen lambat atau bahkan tidak mampu mengungkap dalang dan jaringan terosrisme serta motif dibalik peledakan di JW Marriot dan Ritz Carlton kemaren, semakin tepat dan cepat langkah pemerintah dalam menangani terorisme maka semakin baik respon semua pihak dan berpengaruh pada laju perekonomian nasional.
Kedua, menjaga stabilitas politik pada masa transisi kepemimpinan nasional. Keberhasilan semua pihak dalam menciptapkan kondusifitas politik nasional baik pada saat pemilu legislatif maupun pada saat pemilihan presiden menjadi prestasi dan catatan penting sejarah perpolitikan bangsa, disaat beberapa negara gagal menjaga stabilitasnya dikarenakan proses transisi kepemimpinan, Indonesia dengan bangga mampu menyuguhkan sebuah kultur berdomokrasi yang egaliter, mempertahankan kultur berdemokrasi dan berpolitik ini akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi bangsa.
Ketiga, Pemilihan tim ekonomi yang tepat dalam menciptakan kepercayaan pasar dan membangun pemerintahan yang kokoh dan berwibawa dari sektor perekonomian. Setelah suksesi transisi kepemimpinan nasional berjalan kondusif, maka langkah berikutnya yang harus dilakukan dengan cermat oleh presiden mendatang adalah menempatkan orang-orang yang tepat dalam tim ekonominya, sehingga kepercayaam pasar meningkat dan ini dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi bangsa kedepan.
Jika stabilitas keamanan dan politik pasca peledakan bom dan juga pada saat transisi kepemimpinan nasional dapat berlangsung kondusif maka ini dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi, ditambah lagi upaya pemerintah yang mampu menciptakan stabilitas ekonomi pasca peledakan tersebut. Sehingga kita harapkan iklim berusaha dapat semakin meningkat dan memancing para investor untuk mau berinvestasi di Indonesia.
Stabilitas ekonomi yang bisa dipertahankan pasca peledakan itu, harapan kita muncul persepsi pasar yang positif, jika dalam kondisi instabilitas keamanan saja perekonomian Indonesia dapat berjalan stabil apalagi dalam kondisi stabilitas keamanan dan politik yang baik. Kita harapkan persepsi pasar ini akan memancing para investor untuk hadir di indonesia, karena Menurut Harrod Domar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal. Semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut.
Terlebih jika dalam massa transisi kepemimpinan nasional ini, presiden dan wakil presiden mendatang dapat dengan cermat menempatkan orang-orang terbaik pada tim ekonominya, sehingga capaian tertinggi laju perekonomian Indonesia sebesar 8,22% pada tahun 1995 dapat kembali terulang atau bahkan terlampaui pada periodesasi pemerintahan mendatang. Semoga.

Dimuat diharian Analisa, 24 Juli 2009.

11 Juli 2009

Berharap Sikap Negarawan Para Capres
Oleh : Juanda Sukma

Meskipun hasil pemilihan umum pada 8 Juli yang lalu baru akan diumumkan secara resmi oleh KPU pada 25-27 Juli mendatang, tetapi melihat hasil quick count yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei setidaknya sudah menggambarkan cukup jelas hasil dari pemilu presiden dan wakil presiden yang dinilai jujur, aman dan cukup kondusif oleh beberapa pihak walaupun masih terdapat kesalahan-kesalahan seperti DPT dan sebagainya, tetapi kesalahan-kesalahan ini dinilai tidak mencederai unsur demokrasi yang berjalan dengan baik.

Dari hasi Quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei yang dirilies oleh beberapa media eloktronik pasangan SBY-Boediono dipastikan menang dengan satu putaran, dari data yang yang hampir rampung lembaga survei indonesia menyampaikan: Mega-Prabowo meraih 26,56 %, SBY-Boediono 60,85%, JK-Wiranto 12,59 %, Lingkaran survei Indonesia: Mega-Prabowo 27,36 %, SBY-Boediono 60,15%, JK-Wiranto 12,49 %, LP3ES: Mega-Prabowo 27,40 %, SBY-Boediono 60,28%, JK-Wiranto 12,32 %, Puskaptis: Mega-Prabowo 28,16 %, SBY-Boediono 57,95%, JK-Wiranto 13,89 %, CIRUS: Mega-Prabowo 27,49 %, SBY-Boediono 60,20%, JK-Wiranto 12,31 %, sedangkan LRI: Mega-Prabowo 27,02 %, SBY-Boediono 61,11%, JK-Wiranto 11,87 %, dari hasil yang disampaikan keenam lembaga survei yang cukup kredibel dan familer tersebut tidak ada perbedaan yang terlalu jauh, selagi hasil ini bersifat ilmiah dan bisa dipertangung jawabkan maka sekali lagi bisa dipastikan kalau pilpres 2009 berlangsung satu putaran.

Dalam sebuah kompetisi, menang kalah merupakan hal yang biasa, tetapi dalam pelaksanaan pemilihan presidan dan wakil presiden maka prosesi ini tidak sesederhana siapa yang menang dan siapa yang kalah, karena pilpres tidak seperti kompetisi sepak bola ketika pemenang sudah didapat maka selesailah semuanya, seharusnya bagi kita pilpres merupakan momentum kebangkitan nasional dan harapan masyarakat yang begitu besar akan perubahan kearah yang lebih baik.

Kedewasaan Semua Pihak

Momentum ini memerlukan kedewasaan semua pihak dalam berkompetisi, baik para kandidat presiden dan wakil presiden maupun semua elemen bangsa yang terkait dengan ini. Kedewasaan itu tidak sekedar pernyataan politik yang menyatakan siap menang dan siap kalah tetapi implementasi dari pernyataan itu yang kemudian diwujudkan melalui komitmen berkontribusi yang berorientasi pada kemajuan bangsa dan negara, inilah kedewasaan itu.

Jika ternyata hasil quick count ini menjadi hasil real count yang memberikan kesempatan kedua bagi Susilo Bambang Yudhoyono untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nasional, tentu kita berharap kepada kandidat lainnya Ibu Megawati dan Bapak Jusuf Kalla beserta pasangan dan tim politiknya untuk bisa berjiwa besar dalam menyikapi hal ini, memang hanya sosok negarawan yang mampu dengan tegar mengakui keunggulan lawannya dalam berkmpetisi dan juga kita menginginkan agar para kandidat yang tidak mendapat mandat rakyat secara dominan ini bisa tetap memberikan kontribusi terbaiknya untuk kepentingan bangsa dan negara.

Tentunya banyak cara yang bisa dilakukan dalam berkontribusi untuk kepentingan bangsa dan negara, salah satunya bersikap legowo terhadap hasil pemilu, dengan tidak bermanuver yang dapat berdampak pada stabilitas politik nasional dan juga memberikan dukungan dan control terhadap pasangan terpilih untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya untuk memajukan Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kenegarawanan ini juga hasrus ditunjukan pasangan terpilih, SBY-Boediono serta tim sukses, relawan dan pendukungnya terutama elit partai demokrat untuk tidak bersikap arogan dalam menyikapi kemenangan ini apalagi merayakan kemenangan secara berlebihan, SBY sebagai presiden terpilih harusnya mampu untuk menjadi tokoh sentral dalam merekatkan elemen bangsa, mampu dengan baik berkomunikasi dengan kandidat lainnya pasca pemilihan presiden ini, sehingga terwujudlah rekonsoliasi tokoh bangsa dan harapan kita dalam jangka waktu lima tahun kedepan presiden terpilih dapat merealisasikan program-program yang dijanjikan dalam mewujudkan kemandirian bangsa.

Betapa indahnya jika para capres dan cawapres yang kita ketahui memiliki potensi begitu besar dan merupakan putra-putri terbaik negeri ini, bisa dengan cepat beradaptasi, berangkulan dan saling melengkapi untuk mewujudkan dan membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, mandiri, berpengaruh didunia internasional dan mampu mensejahterakan rakyatnya. Karena kita yakini kebersamaan itu akan membuat kerja-kerja pemerintahan kedepan dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.
Refleksi keberadaan Ku.

Oleh: Juanda Sukma
Ketua Umum KAMMI Daerah Sumatera Utara


Perjuangan itu tidak cukup hanya dengan bermodalkan semangat, dan kita semua tau itu, bukankah Allah dan Rasulnya mewajibkan para sahabat untuk berjihad jika tiba saatnya, dan kewajiban itu mereka sambut tidak hanya dengan bekal niat, jasad, ghiroh, keimanan yang tertancam kokoh dan kerinduan untuk bertemu dengan Allah ,tetapi mereka juga mempersiapkan dengan bekal-bekal rill dalam kesuksesan jihad, mereka siapkan kuda-kuda pilihan, mereka asah pedang-pedang terbaik, mereka fokuskan pikiran untuk menyusun strategi perang, mereka kumpulkan materi dan perbekalan, dan yang menjadi titik point dalam hal ini adalah mereka tidak akan ikut dan dilibatkan jika tidak mampu dalam menyiapkan perbekalan mandiri.Ya.. itulah generasi terbaik yang dimiliki umat ini, generasi terbaik sepanjang sejarah keberadaan manusia.

Kekuatan ruhiyah, fikriyah dan Jasadiyah dalam kehidupan para sahabat untuk memuliakan Islam di sejarah peradaban dunia, tidak membuat mereka cukup dan mapan dalam mengemban amanah dakwah Islam, walaupun Kapasitas Internal menjadi hal yang mendasar dalam proses perjalanan menuju kemenangan itu, tetapi mereka sadari, itu saja tidak akan membuat Allah menganugrahi kemenangan itu, mereka butuh kolektifitas perbekalan, Islam mengajarkan ummatnya untuk melihat realita dengan rasio mereka, ikhtiar dalam kaca mata Islam adalah bentuk perwujudan kesungguhan dalam pengupayaan suatu hal, bukan seadanya saja apalagi hanya upaya yang sekedarnya saja, sama seperti implementasi Jihad, bukan jumlah yang membuat kita menang, bukan harta dan kecanggihan strategi yang membuat kita menang, tetapi keputusan Allah yang Agung. Dan keputusan itu tentunnya dilihat dari sejauh mana ummatnya dalam berikhtiar untuk mencapai kemengan itu.



Ikhwatifillah…

Begitu Indahnya Rasullulah dan para sahabat memberikan ketauladanan dalam meneguhkan kejayaan agama Allah azawajalla. Kekuatan ruhiyah dan kedekatan dengan Allah langsung terimplementasi dalam kancah suksesi amanah dakwah, dan tidak hanya kapasitas internal yang mereka penuhi tetapi kemandirian personal tujuannya hanya satu bagaimana amanah dakwah sukses, dan setiap peribadi yang hadir harus menjadi stimulus kekuatan baru bagi jamaah bukan menjadi beban –beban yang menghambat lajunya dakwah.

Sebuah kenikmatan sejati yang kita rasakan ketika Allah memberikan hidayah dan memilih peribadi kita untuk bergabung dalam jamaah ini, meneruskan tugas para ambiya. Nikmat yang hanya Allah berikan pada ummat pilihan, dan disadari atau tidak kita telah berada pada jamaah itu, jamaah kemulian karena beban dakwah sebagai estapet tugas Nabi dan Rasul. Ya hanya segelintir orang yang mulia atau Allah muliakan yang mampu mengemban amanah ini.

Siapapun kita yang telah sungguh-sungguh berikrar menjadi Kader Dakwah ketika prosesi perekrutan kader seperti DMI atau lainnya, dan terlebih ketika Ikrar dalam pengembanan amanah struktural itu kita ucapkan dalam acara sakral pelantikan kepengurusan di marhalah apapun kita berada, Ingatlah Bahwa Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan dan Terlebih lagi Ikrar itu kita ucapkan atas nama Allah SWT dan janji yang diucapkan atas nama Allah harus ditepati jika tidak maka ada kafarat yang harus dilunasi.

Disadari atau tidak bahwa Allah akan menagih dari apa yang kita ucapkan, cukupkah kita mengatakan pada saat pengadilan Allah tiba bahwa tidak terpenuhinya janji itu hanya dikarenkan aktifitas dunia yang menyita waktu, tenaga dan pikiran para pengemban dakwah itu, bukannya para sahabat berniaga, bekerja dan mencari penghasilan sebagai upaya eksistensi peribadinya dalam mensukeskan dakwah ini, mencari penghasilan untuk perbekalan perjalanan dakwah, karena dakwah itu butuh bekal dan setiap peribadi pengembannya yang harus memenuhi perbekalan itu, bukan kebalikannya bukan alasan pekerjaan dan penghasilan yang membuat kita perlahan menghilang dan tidak kelihatan, bukan alasan pekerjaan yang membuat kita memberikan “sisa-sisa” waktu, tenaga dan pikiran untuk dakwah ini, karena alasan memenuhi perbekalan dakwalah kita berpenghasilan bukan karena sibuknya berpenghasilan kita memperkecil kontribusi kita pada dakwah ini

Cukupkah kita katakan tidak terpenuhinya janji itu karena kesibukan kita menuntut Ilmu? Cukupkah kita katakan tidak terpenuhinya janji itu dikarenakan Istri/ anak dan Anggota keluarga yang menuntut perhatian lebih ? betapa kuatnya kerinduan kita untuk bertemu dengan Allah dan memberikan amal – amal terbaik yang dengan amal itu membuat para malaikat tersenyum dan bertasbih. Semoga keberadaan kita tetap terasa baik jasad, harta, jiwa dan fikiran untuk mempersembahkan yang terbaik bagi dakwah ini, karena kita sadari usia kita tidak akan lama, barangkali besok, lusa, tahun depan atau barangkali beberapa detik lagi. Semoga dengan ini Allah SWt membeli jiwa kita dengan harga yang tidak murah. Allahu’alam bi showab.

“Indeed, Allah has purchased from the believers their lives and their properties [in exchange] for that they will have Paradise . They fight in the cause of Allah, so they kill and are killed. [It is] a true promise [binding] upon Him in the Torah and the Gospel and the Qur’an. And who is truer to his covenant than Allah? So rejoice in your transaction which you have contracted. And it is that which is the great attainment”

(At-Taubah : 111)

07 Juli 2009

Dukung Mega-Prabowo, pengurus teras KAMMI tergusur
Warta - Sumut

MEDAN – Dukung mendukung pasangan capres dan cawapres, ternyata berimbas kepada dilengserkannya pengurus teras Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Hal itu dilakukan karena pengurus teras tersebut melanggar anggaran dasar rumah tangga (AD/RT) KAMMI.

“Benar, secara organisasi kita telah melengserkannya, karena terlibat dalam politik praktis,” kata ketua KAMMI Sumatera Utara (Sumut), Juanda Sukma, kepada Waspada Online, tadi sore.

Juanda menerangkan, pengurus teras tersebut telah berpolitisi dengan mendukung pasangan Mega-Prabowo. Hal itu diketahui saat, Rahman Thoha Budiarto, dan Muhammad Fikri Azis, mendatangi acara Mega-Prabowo di depok (10/6) lalu, dan mereka membawanya ke organisasi.

Setelah mendapatkan informasi itu, sebut Juanda, 35 KAMMI daerah langsung menyurati MPP agar menggelar musyawarah luar biasa guna mengatasi masalah tersebut.

“Dari ketiga puluh lima daerah tersebut, KAMMI Sumut termasuk kedalam satunya dan meminta kepada MPP untuk segera menyelenggarakan muslub, segera mengganti pengurus teras tesebut”, ungkapnya.

Bahkan, lanjut Juanda, dengan tidak terduga, bukan hanya 35 pengurus daerah, tetapi juga ada 44 KAMMI dari berbagai daerah yang mengeluarkan unek-unek senada.
KAMMI: Jangan ada lagi kampanye saling menjatuhkan

MEDAN – Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara (Sumut), Juanda Sukma, mengharapkan, kampanye pilpres yang akan datang jangan lagi ada yang saling menjatuhkan.

“Kiranya kedepan tidak ada lagi yang menjatuhkan satu sama lain antar sesama calon presiden, seperti yang terjadi sekarang ini, terjadinya black campaign,” ungkapnya kepada Waspada Online, tadi siang.

Seharusnya, kata Juanda, para calon menunjukkan sikap kenegarawanan dan bersikap lebih dewasa lagi. Kedepannya para capres harus lebih mementingkan kepentingan bangsa dan rakyat..

“Bukan kepentingan partainya, jadi memiliki rasa sama - sama membangun bangsa, bukan saling menjtuhkan,” katanya.

Ditanya apakah KAMMI mendukung salah satu pasangan capres, Juanda menerangkan, KAMMI tidak mendukung salah satu capres, dan KAMMI memberikan kebasan kepada anggota untuk memilih capres dengan mempertimbangkan kualitas masing – masing.

“Jangan memilih capres karena ada hubungan keluarga atau kamuflase lain ataupun karena diberikan uang,” ungkap Juanda, seraya menghimbau, masyarakat untuk menggunakan hak pilih dengan baik, sesuai dengan penilaian objektif.
(dat01/wol-mdn)

04 Juli 2009

Pengurus KAMMI Sumut dilantik

MEDAN - Pengurus baru Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara di lantik. Pelantikan di aula Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut tadi siang, turut di hadiri wakil gubernur Sumut, Gatot Pujonugroho.

Pada pelantikan tersebut, ketua terpilih Juanda Sukma menggantikan ketua demisioner KAMMI sebelumnya yang telah menjabat selama 2 tahun, Irman Denny. Pelantikan dilakukan oleh ketua umum KAMMI Pusat hasil Munaslub Juni lalu, Rijalul Imam.

Dalam orasi pertamanya, Juanda mengatakan akan meneruskan program-program yang masih belum terlaksana dan menunjukkan KAMMI yang dipimpinnya menjadi lembaga yang berkualitas di barisan mahasiswa.

Sementara itu, dalam acara tersebut juga dilaksanakan talk show mengenai ideologi kebangsaan jelang pemilihan presiden. Dalam talk show yang menghadirkan pembicara diantaranya Sigit Pramono Asri (PKS), Chaidir Ritonga (Golkar), Akhyar Nasution, (PDIP).

26 Juni 2009

PKS Sanggah Lakukan Intervensi Pada Organisasi Mahasiswa KAMMI

Jakarta - PKS menepis kabar yang merebak bila konflik yang terjadi di tubuh organisasi mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) karena intervensi mereka. PKS tidak ikut campur dalam kegiatan para mahasiswa itu dan tidak memiliki hubungan struktural.

"Intervensi tidak ada, itu mahasiswa," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring, saat dihubungi melalui telepon, Kamis (18/6/2009).

Menurut Tifatul, dirinya memang mendengar ketua KAMMI datang ke salah satu acara yang dibuat capres. Ternyata hal ini membuat ketidakpuasan di tingkat bawah.

"Banyak yang protes di tingkat Kamda, kalau pemimpin melakukan pembelokan arah organisasi. Mereka kemudian membuat muktamar dan itu proses mereka internal," jelas Tifatul.

Diakui dia, sejak awal berdirinya KAMMI di Malang, 1998, dan salah satu tokohnya Fachri Hamzah yang merupakan kader PKS. Diakui memang PKS dekat dengan KAMMI tetapi tidak ada hubungan struktural.

"Mereka memang meminta beberapa kali diskusi bertemu untuk konsultasi, tapi saya belum sempat karena banyak kegiatan," tutupnya.
Pemuda, tokoh sentral perubahan bangsa

WASPADA ONLINE

MEDAN - Tokoh pemuda Sumut, Juanda Sukma, mengatakan, pemuda merupakan unsur sentral untuk menciptakan dan melakukan perubahan di bangsa ini. Pemuda menjadi aktor terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi di Indonesia. Sejak masa kemerdekaan dahulu, pemuda mengambil tempat tertinggi dalam catatan sejarah bangsa.

"Mari bangsa ini belajar dari sejarah, belajar dari apa yang telah dilakukan oleh para pemudanya. Selama ada peran pemuda dalam setiap proses perubahan yang terjadi di Indonesia bahkan di dunia, maka
dengan segera perubahan tersebut akan terjadi," jelasnya kepada Waspada Online, di Medan, tadi pagi.

Selain itu, dibutuhkan juga optimisme dalam diri pemuda bahwa suatu saat nanti akan muncul tokoh dari pemuda yang mampu menjadi Imam bagi perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.

"Hadits sendiri menyatakan, bahwa setiap 100 tahun sekali akan muncul sosok manusia yang mampu dengan terang dapat merubah keadaan suatu bangsa," ujar Juanda.

Harapan bangsa ini sebenarnya ialah tokoh pemudalah yang menjadi Imam bagi perubahan bangsa.

"Pemuda harus menanamkan dalam dirinya agar dapat menjadi tokoh perubahan hari ini dengan mendewasakan pikirannya sesuai dengan kebutuhan bangsa," demikian pungkasnya.
(dat02/wol-mdn)
KAMMI dan PKS
Oleh : Juanda Sukma
Ketua Umum KAMMI Daerah Sumatera Utara

Banyak kalangan mengangap bahwa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) merupakan Underbrow atau perpanjangan dari PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Ini merupakan anggapan yang keliru walaupun fakta dilapangan terkadang seolah –olah membenarkan anggapan ini. tetapi tetap ini persepsi yang tidak benar dan harus diluruskan.

Secara yuridis, dilihat dari Anggaran Dasar KAMMI pasal 5 menyebutkan bahwa KAMMI adalah organisasi yang bersifat terbuka dan independen. aturan yang tertera dalan AD sebagai konstitusi tertinggi organisasi sebenarnya sudah cukup untuk menjelaskan seperti apa sifat KAMMI sebagai organisasi kemasyarakatan. dan saya yakin hampir semua temen-temen aktifis memahami betul kedudukan AD/ART dalam mengawal perjalanan organisasi.

Lalu apabila kita mencermati waktu berdirinya KAMMI dan PKS secara sederhana, mustahil rasanya mengaitkan KAMMI sebagai perpanjangan PKS, karena KAMMI dideklarasikan 4 Tahun lebih awal dari PKS* atau sekitar 4 bulan lebih dahulu dari Partai Keadilan (cikal berdirinya PKS) dan tidak satupun tokoh mahasiswa yang mendeklarasikan KAMMI turut serta menjadi deklarator berdirinya PK atau PKS.

Lalu apa latar belakang yang membuat KAMMI memiliki kedekatan dengan PKS dan sebahagian alumni KAMMI menjadikan PKS sebagai pilihan alternatif kelanjutan perjuangan politik, dibandingkan dengan alternatif partai politik lainnya. Ada beberapa alasan diantaranya :

Historis Gerakan dan dinamika kultural
KAMMI dilahirkan dari komunitas aktifis masjid kampus yang prihatin terhadap krisis nasional yang terjadi dujung rezim orde baru, lahirnya KAMMI turut membidani lahirnya reformasi.dan tentunya sebagai gerakan reformasi KAMMI sangat anti terhadap orde baru, tidak saja pada organisasinya seperti GOLKAR tetapi juga pada tokoh-tokohnya yang bertebaran dalam melanjutkan aktifitas politiknya. disaat yang sama KAMMI melakukan upaya – upaya pendekatan terhadap berbagai pihak yang mendukung reformasi dan berpeluang melanjutakan estafet kepemimpinan nasional.

Salah-satu basis massa dan politik yang didekati KAMMI setelah reformasi adalah PK atau PKS, kenapa PKS. Karena PKS salah satu partai politik yang lahir dari rahim reformasi dan PKS adalah partai yang seluruh deklarator partainya merupakan tokoh baru yang tidak mengenai dampak warisan dosa-dosa orde baru,serta kemapuan PKS dalam menjaga kemurnian partainya dari tokoh orde baru yang menyebar dan masuk keberbagai partai politik dan organisasi masyrarakat setelah tumbangnya orde baru.dan juga cita-cita serta komitmen PKS yang sejalan dengan visi reformasi.

Historis ini lah yang membuat KAMMI dekat dengan PKS ditambah dengan waktu yang cukup lama semenjak berdirinya PKS hingga hari ini, dan hubungan kedekatan itu masih tetap terjaga, dan saya yakin hubungan itu tidak lantas membuat KAMMI buta dan membiarkan PKS meyimpang dari orientasi dan historis berdirinya. Tetapi tetap komitmen KAMMI untuk berafiliasi terhadap nilai-nilai kebaikan dan perbaikan berserta dengan penopangnya. dan KAMMI akan tetap kritis apabali nilai-nilai itu mulai terkikis atau bahkan ditinggalkan oleh PKS.

Platform Perjuangan dan komitmen Moral
Barangkali faktor ini yang paling menonjol yang menciptakan kedekatan KAMMI dengan PKS, dalam visi KAMMI selain menjadi wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin bangsa juga berupaya untuk mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia, dan perwujudan keislaman itu bukan semata-mata tetancapkan syariat pada legalisasi konstitusi Negara, tetapi lebih pada tataran substansi dimana masyrakat dengan keyakinan Islam yang diantutnya mampu mengaplikasikan nilai-nilai itu dengan sepenuhnya dalam setiap sisi kehidupan dan untuk mewujudkan cita-cita itu KAMMI harus berafiliasi dengan berbagai pihak sebagai perekat komponen umat. Salah satu afiliasi KAMMI adalah PKS.

Kenapa PKS?, alasannya sangat kuat, pertama, PKS adalah partai dakwah yang berasaskan Islam dan semenjak berakhirnya orde baru dan dihapuskannya asas tunggal PKS adalah partai politik pertama yang mendeklarasikan diri sebagai partai beasaskan Islam. Kedua, Komitmen keberislaman para kader PKS turut menjadi jamininan kepercayaan KAMMI untuk tetap menjaga hubunggan dan menjadi alternatif pilihan.

Komitmen ini dapat dilihat dari keseharian para kader PKS, komitmen moral para politisi PKS, soliditas struktural dan orientasi perjuangan yang tidak bertujuan semata-mata pada kekuasaan untuk kepentingan individu tetapi kekuasaan untuk cita-cita organisasi dalam mensejahterakan rakyat. Dan saya yakin semua pihak mengakui komitmen moral dan soliditas struktural yang dimiliki para kader PKS. Dan alasan ini yang lantas membuat hubungan KAMMI dengan PKS semakin kokoh.

Pada dasarnya KAMMI siap berafiliasi dengan siapa saja yang berkomitmen untuk berkontribusi secara rill pada perbaikan bangsa , tidak terkecuali pada siapapun. Karena pada prinsipnya KAMMI menjadikan perbaikan sebagai tradisi perjuangan dan persaudaraan sebagai watak muamalah.

Sekali lagi, penulis mengatakan tidak tepat jika sebahagian kalangan menganggap bahwa KAMMI merupakan perpanjangan dari PKS, karena KAMMI adalah KAMMI dan PKS adalah PKS, tidak ada hubungan struktural disana seperti yang termaktub di AD/ART KAMMI, tetapi bisa saja PKS dijadikan kader-kader KAMMI sebagai alternatif sarana dalam melanjutkan perjuangan untuk mewjudkan visi – misi organisasi, saya pikir sah-sah saja sebagai aktifis untuk tetap beraktifitas sesuai platform perjuangannya, terlebih apabila PKS mampu mempertahankan ideologi dan politik moralnya serta tetap komitmen untuk mengedapkan kepentingan rakyat secara keseluruhan dan sampai saat ini penulis masih memberikan apresiasi positif terhadap morallitas para politisi PKS dan semoga hal ini bisa menjadi alternatif keteladanan semua pihak untuk mengedepankan moralitas dalam perilaku politsinya.

*KAMMI dideklarsikan 29 Maret 1998, Deklarasi Partai Keadilan 20 Juli 1998 dan Deklarasi Partai Keadilan Sejahtera 20 April 2002.
KAMMI Desak Tindak Anggota DPRD Sumut Pendukung Protap

MEDAN--MI: Puluhan angggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Jumat (13/2) mendatangi gedung DPRD Sumatra Utara. Mereka mendesak Badan Kehormatan (BK) DPRD menindak anggota dewan yang terlibat dalam aksi unjuk rasa pendukung pembentukan Provinsi Tapanuli.

Kordinator aksi Juanda Sukma meminta panitia khusus (pansus) Pencari Fakta yang dibentuk DPRD Sumatra Utara mengungkap siapa aktor intelektual unjuk rasa yang mengakibatkan Abdul Aziz Angkat, Ketua DPRD Sumut meninggal dunia. "Cari tahu siapa aktor intelektualnya, apakah dari DPRD sendiri atau di pemerintah Provinsi Sumatra Utara," katanya.

Polisi dan jaksa diminta KAMMI menegakkan hukum dengan melimpahkan para tersangka unjuk rasa pendukung Provinsi Tapanuli ke pengadilan. Mereka juga mengimbau masyarakat Sumatra Utara jangan memilih para calon legislatif yang terlibat kasus tersebut.

Sekretaris pansus Pencari Fakta DPRD Sumatra Utara, Azwir Syofyan, mengatakan pihaknya akan bekerja maksimal untuk mengungkap insiden itu. Pansus akan ke Jakarta dalam waktu dekat untuk menemui mendagri, kapolri dan ketua DPR RI. "Kita berjanji mengungkap kasus ini tuntas," katanya.

Tersangka kasus demo protap yang menjadi caleg antara lain Chandra Panggabean caleg DPR PPRN, Burhanudin Rajaguguk caleg DPRD Sumut dari PPRN, Tahan Manahan Panggabean caleg DPRD Sumut dari Demokrat, Viktor Siahaan caleg DPRD Sumut dari PPRN, Pustaha Nurdin Manurug caleg DPRD Sumut dari PPRN, dan Gelmok Samosir caleg DPRD Sumut dari PPRN.

Sementara anggota KPU Sumatra Utara Turunan B Gulo menegaskan calon anggota legislatif (caleg) yang menjadi tersangka dalam kasus demo massa pendukung pemekaran Provinsi Tapanuli (Protap) tetap akan tercantum namanya dalam surat suara Pemilu 2009. Namun bila terbukti bersalah di pengadilan, maka suara mereka akan dialihkan ke partai.

"Berdasarkan Pasal 50 (g) UU 10/2008 tentang Pemilu, caleg hanya bisa dianggap gugur jika telah dijatuhi hukuman pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dengan pidana penjara minimal lima tahun. Ataupun karena dipecat oleh partainya sehingga tidak memenuhi syarat sebagai caleg," jelasya. (BS/OL-06)

http://www.mediaindonesia.com/read/2009/02/02/60620/126/101/KAMMI_Desak_Tindak_Anggota_DPRD_Sumut_Pendukung_Protap
Tim Pencari Fakta DPRD Sumut Didesak Kerja Serius

http://intipnews.com/?p=2394

MEDAN – Panitia Khusus (Pansus) Tim Pencari Fakta DPRD Sumut didesak serius mengungkap kerusuhan di Medan yang menewaskan Abdul Aziz Angkat. Sejauh ini TPF terkesan belum berani menyeret sejumlah nama yang masih aktif sebagai anggota dewan.

Dukungan sekaligus kritikan itu disampaikan sekitar tiga puluh mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumut dalam unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut, Jumat (13/2) pagi.

Koordinator aksi Juanda Sukma menyambut baik tindakan DPRD Sumut yang langsung tanggap membentuk Pansus TPF. Namun dalam perjalanannya, TPF terkesan kurang tegas untuk menyeret sejumlah anggota dewan aktif yang terindikasi terlibat aksi unjukrasa anarkis itu. ”Seharusnya TPF tak pandang bulu dalam menyidik kasus kerusuhan itu. Semua pihak yang terlibat harus diusut,” ujar Juanda.

Dalam kesempatan itu, mahasiswa juga meminta Badan Kehormatan DPRD Sumut harus berani menjatuhkan sanksi kepada anggota dewan yang terbukti membekingi kerusuhan itu. Aksi anarkis yang berujung tewasnya Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat itu dinilai mencoreng proses demokrasi di Indonesia. Untuk itu, mahasiswa mengutuk dan meminta aparatur penegak hukum di Medan, menuntaskannya. “Masyarakat harus berani memboikot politisi busuk yang mendaftar sebagai caleg,” tegasnya.

Sementara Azwir Sofyan,– Sekretaris TPF DPRD Sumut,– di hadapan massa mengaku pihaknya sudah bekerja maksimal. TPF menurutnya hingga kini masih terus melakukan rapat dengan Muspida secara maraton untuk menempuh langkah optimal. ”Semua melalui proses hukum, sesuai UU kalau ada anggota dewan yang terlibat aksi provokasi, sudah ada sanksi yang menanti. Kami masih terus berkorodinasi dengan seluruh unsur Muspida,” tegasnya.(una)
Mahasiswa Desak Pansus Usut Tuntas Demo Anarkis DPRD Sumut

Medan, Puluhan mahasiswa di Medan mendesak Panitia Khusus (Pansus) Tim Pencari Fakta DPRD Sumatera Utara (Sumut) bekerja maksimal mengungkap otak intelektual di balik demo anarkis di DPRD Sumut. Semua anggota DPRD yang terlibat harus dikenai sanksi.

Desakan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Sumut, disampaikan dalam aksi demonstrasi di Gedung DPRD Sumut, Jumat (13/2/2009). Tak kurang 50 polisi mengawal aksi tersebut.

Dalam orasinya, mahasiswa menyerukan agar Pansus Tim Pencari Fakta DPRD Sumut tidak pandang bulu dalam pengusutan, terutama terhadap anggota dewan yang terindikasi terlibat dalam insiden aksi anarkis pendukung pemekaran Provinsi Tapanuli, Selasa (3/2/2009) lalu. Selain itu, mahasiswa juga mendesak Badan Kehormatan DPRD Sumut untuk memberikan sanksi dan tindakan tegas terhadap anggota dewan yang terbukti terlibat, baik dalam perencanaan mau pun saat terjadi insiden.

Kordinator aksi Juanda Sukma, menghimbau masyarakat untuk memboikot politisi busuk terutama calon legislatif dan anggota legislatif yang terbukti terlibat.

"Boikot dan jangan pilih anggota dewan dan politisi busuk yang terlibat atau yang memanfaatkan insiden di DPRD Sumut untuk kepentingan golongannya," tegas Juanda.

Aksi KAMMI Daerah Sumut berlangsung damai. Mereka diterima oleh Sekretaris Tim Pencari Fakta DPRD Sumut Azwir Sofyan. Dalam kesempatan itu, Azwir mengatakan, sejauh ini TPF DPRD Sumut telah melakukan rapat maraton dengan pihak Muspida.

"Kita sedang melakukan penyelidikan terhadap anggota dewan. Jika terbukti ada anggota dewan yang terlibat, akan diberikan sanksi sesuai ketentuan berlaku," kata Azwir. (kilasberita.com/amz/dtc)

http://kilasberita.com/kb-news/kilas-indonesia/15555-mahasiswa-desak-pansus-usut-tuntas-demo-anarkis-dprd-sumut
Ekstrakurikuler berperan melahirkan pemimpin masa depan

WASPADA ONLINE

MEDAN - Kegiatan ekstrakurikuler (eskul) seperti pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Paskibraka, olah raga maupun kesenian yang dijalani para siswa berperan sangat penting dalam melahirkan pemimpin masa depan.

Pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Pusat Bidang Pendidikan dan Perguruan Tinggi, Maukuf Spd, di Medan, tadi pagi, mengatakan, masyarakat sering melihat bahkan mengalami sendiri ketika masih menjadi siswa, banyak yang aktif dalam kegiatan eskul.

Tanpa disadari, aktivitas tersebut sebenarnya menjadi investasi bagi siswa untuk masa depannya, sebab banyak pemimpin negara dan pemimpin perusahaan maupun organisasi besar berasal dari siswa yang dulunya aktif mengikuti kegiatan di sekolah.

"Sebuah jajak pendapat dilakukan institut kepemimpinan dan manajemen di Inggris yang melibatkan 500 pebisnis atau manajer menyimpulkan, kebanyakan pemimpin masa depan sudah menampakkan tanda-tandanya sejak usia dini," katanya.

Ia mengatakan, dewasa ini sepertiga laki-laki yang menjadi pemimpin dulunya merupakan siswa yang aktif diberbagai kegiatan eskul seperti pramuka, sementara 42 persen perempuan yang menjadi pemimpin, dulunya juga aktif dalam berbagai kegiatan eskul.

Keikutsertaan siswa dalam kegiatan eskul sangat penting, karena berawal dari berorganisasi inilah akan melahirkan pemimpin-pemimpin masan depan bangsa. Pemimpin masa depan bangsa Indonesia adalah siswa-siswa yang sekarang lagi aktif mengikuti kegiatan eskul di sekolah-sekolah.

Dalam berorganisasi siswa tidak hanya sekedar mengikuti organisasi, tetapi dibutuhkan keseriusan dan keuletan. Dengan ini akan dapat melahirkan siswa yang mandiri, kreatif dan handal serta memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan.
(dat04/ann)
Seminar Internasional
"Unlimited Education for Development Goals 2015"

Waspada online



Dengan mengusung tema Unlimited Education for Development Goals 2015 Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Cabang Medan mengadakan Seminar Internasional di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed) hari ini, Sabtu (16/5). Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Drs. Bachrumsyah, MM dan juga dimeriahkan oleh penampilan murid-murid Sekolah Dasar (SD) Panca Budi. (Waspada Online/Dwiyana Syahputri)
Tifatul : "KAMMI tidak ada kaitannya dengan PKS"

WASPADA ONLINE

JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengungkapkan demonstrasi mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) tidak ada sangkut-pautnya dengan pendapat politik PKS.

KAMMI, tutur Tifatul tadi malam, merupakan organisasi independen yang tidak ada kaitannya dengan PKS.

"Memang dulu, KAMMI itu Partai Keadilan yang membentuk, tapi saat ini mereka adalah organisasi independen," ujarnya.

Tifatul juga mengaku sudah sebulan ini tidak berkomunikasi dengan pemimpin KAMMI karena sibuk berkampanye.

Aktifis KAMMI beberapa hari belakangan giat berdemonstrasi menolak pencalonan kembali calon-calon presiden dari tokoh-tokoh lama. Mereka menganggap Yudhoyono, Megawati, dan Jusuf Kalla sudah terbukti gagal memimpin bangsa.

25 Juni 2009

Jangan Salah Pilih
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=91497&Itemid=75


Puluhan mahasiswa dan mahasiswi tergabung dalam (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) KAMMI Daerah Sumatera Utara melakukan aksi Long March dari kampus ITM sampai Lapangan Merdeka Medan, Minggu (29/3). Mereka mengimbau, agar masyarakat menjadi pemilih yang cerdas. Menurut mereka, masyarakat wajib memilih dalam Pemilu 2009. Namun jangan salah dalam mencontreng Caleg maupun Partai pilihannya.
Nilai-nilai sekulerisasi warisan penjajahan Belanda
WASPADA ONLINE
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=93466&Itemid=28

MEDAN - Jajahan Belanda di negeri ini telah menanamkan nilai-nilai sekularisme selama 350 tahun. Pemisahan antara agama dan negara sangat ditekankan di masa itu.

Hal ini dikatakan oleh ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Sumatera Utara Juanda Sukma, kepada Waspada Online, di Medan, siang ini.

Dikatakannya bahwa, Belanda sejak masa penjajahannya dulu, Belanda ingin memisahkan antara agama dan negara. Yang dilakukan oleh Belanda tersebut merupakan rekayasa sosial bentukan pemikir-pemikir Belanda.

"Munculnya pemikiran itu telah mencekoki para pemuda untuk mengubah paradigma kita (pemuda-red) untuk berpikir sekuler," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, banyak alumni keluaran pendidikan negeri kincir angin itu mencetuskan aliran-aliran keyakinan dalam beragama di Indonesia.

"Penyesatan terhadap keyakinan beragama pemuda-pemuda Indonesia harus diimbangi oleh keyakinan mereka terhadap apa yang mereka yakini," tegasnya.

Selain itu harus ada optimisme dalam diri kita untuk melakukan perubahan berdasarkan apa yang kita yakini.

11 Juni 2009

Pemuda dalam Kebangkitan Nasional

Oleh : Juanda Sukma

( Ketua Umum KAMMI Daerah Sumatera Utara )


Sejarah Hari Kebangkitan Nasional.


20 Mei 1908, tanggal ini menjadi tanggal penting bagi bangsa Indonesia, tepatnya hari Rabu pukul 09:00 WIB Soetomo, Soeradji, M. Muhammad saleh, M. Soewarno, M. Goenawan, Soewarno, R.M. Goembrek, dan R. Angka berkumpul dalam ruang kuliah anatomi STOVIA Jakarta dan kemudian mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Organisasi ini lantas di klaim sebagai organisasi tersetruktur pertama yang lahir dibumi ibu pertiwi, momentum ini pun yang lantas dianggap memicu semangat pemuda untuk terus berkumpul memikirkan masa depan bangsa dan kemudian bermunculanlah organisasi lainnya, Jong Ambon (1909), Jong Java dan Jong Celebes (1917) Jong Sumatera dan Jong Minahasa (1918). Pada tahun 1911 juga berdiri organisasi Sarikat Islam, 1912 Muhammadiyah, 1926 Nahdlatul’Ulama, dan kemudian pada tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia.

Tanggal pendirian Boedi Oetomo yang kemudian diperingati sebagai hari kebangkitan Nasional ternyata menjadi pro kontra, hal ini disebabakan dalam catatan sejarah 3 tahun sebelum didirakan BO, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. jiks SI dan BO kita bandingkan untuk menemukan fakta organisasi mana yang layak disebut sebagai awal prmicu kebangkitan nasional, beberapa sisi yang dapat diperbandingkan antara lain :

Tujuan: SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya sedangkan BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2). Sifat: SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia sedangkan BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura, Bahasa: SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia sedangkan BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda. Sikap Terhadap Belanda: SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda dan O bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda, Sikap Terhadap Agama: SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya dam BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid Algadrie dan Dr. Radjiman). Perjuangan Kemerdekaan: SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan sedangkan BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan, Korban Perjuangan: Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat, Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan dibuang ke Digul, Kerakyatan: SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan, BO bersifat feodal dan keningratan, Melawan Arus: SI berjuang melawan arus penjajahan sedangkan BO menurutkan kemauan arus penjajahan, Kelahiran: SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905 dam BO baru lahir pada 20 Mei 1908,

Barangkali fakta-fakta yang ada bisa dianalisis kembali, sehingga tidak ada kekeliruan dalam menuliskan sejarah, walaupun ada istilah yang menyebutkan sejarah itu tergantung siapa yang menuliskannya,

Terlepas dari kontropersi itu, satu hal yang kita anggap positif bahwa pendirian organisasi dinilai sebagai langkah awal untuk memicu kesadaran pemuda dan masyarakat, kesadaram itu memuncak dan berbuah kemerdekaan pada tanggal 17 Agusutus 1945.


Peran Pemuda dalam kebangkitan nasional


Semenjak cikal bakal lahirnya pergerakan mahasiswa yang diawali oleh syarekat Islam, lalu Boedi Oetomo, maka gairah dan semangat pemuda yang kemudian memunculkan sebuah ikrar persatuan bersama dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sebuah kongres fenomenal yang diketuai Mr. Sugondo Joyopuspito. Kemudian 16 – 19 Agustu 1929, berlangsung Kongres Partai Sarekat Islam Indonesia daerah Jawa Barat di Garut. Di kongres ini berbicara juga Ir. Sukarno dan Gatot Mangkupraja dari PNI, keduanya menjelaskan riwayat Kapitalisme dan Imperialisme dan menunjukkan keperluan adanya persatuan yang kokoh, supaya mendapat kembali kemerdekaan, maksud ini akan tercapai hanyalah dengan kekuatan dan Nasionalisme yang tidak dapat dipatahkan. Dibicarakan kepergian H. Agus Salim ke Geneve; derajat perempuan dalam Islam; pergerakan sekerja; Imperialisme dan Kapitalisme. Beberapa ulama membicarakan Nasionalisme berdasarkan Islam. Kongres itu dihabisi dengan seruan “Indonesia Merdeka”. Inilah cikal bakal pemuda yang menjadi inisiator kemerdekaan Indonesia, dan perjuangan setelah itu adalah perjuangan kemerdekaan hingga Indonesia berhasil mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Sejarah kita kemudian kembali memperlihatkan kekuasaan pemuda atas perubahan bangsa. Pasca kemerdekaan muncullah organisasi mahasiswa pertama yakni Himpunan Mahasiswa Islam pada 1947. Setelah itu pada era 50’an gerakan mahasiswa lain mulai berdiri dengan mengikuti pola ideologisnya. Ada Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang berpaham nasionalis, kemudian Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) berpaham komunis, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Perkumpulan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) dan banyak lainnya. Pada Demokrasi Terpimpin muncul gerakan berhaluan politik yang digerakkan oleh kalangan ABRI seperti Gerakan Mahasiswa Pancasila dan Gerakan Mahasiswa Koperasi Gotong Royong (KOSGORO).

Pemuda seakan tak pernah lekang dimakan zaman, dan setiap pergantian kepemimpinan bangsa kita, perannya sedemikian signifikan dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menggulung dan menurunkan Soekarno akibat peristiwa pemberontakan G30S PKI, kemudian juga munculnya satu gerakan fenomenal yang dimulai dari masjid kampus yang kemudian memberi nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang mendengungkan reformasi total bangsa Indonesia, berhasil menyatukan dan mengorganisir rakyat dan salah satunya keberhasilan pemuda 1998 ini ditandai dengan turunnya Jenderal Soeharto dari kursi kepresidenannya. Berlanjut pula ketika tahun 2002 dengan pemerintahan Gus Dur, saat itu turunnya Gus Dur juga merupakan andil dari mahasiswa.


Saatnya Pemuda Memimpin Perubahan


Pemuda pergerakan yang terabung dalam organisasi kepemudaan memiliki prasyarat awal untuk memimpin perubahan, Mereka tentu telah memahami Indonesia dari berbagai sudut pandang. Proses kaderisasi formal dan informal dalam organisasi serta interaksi kuat dalam organisasi serta interaksi dengan berbagai lapisan social termasuk dengan elit penguass akan menjadi pengalaman dan ilmu berharga untuk mengusung perubahan.

Bersatunya pemuda dalam kepentingan yang sama untuk memajukan Indonesia akan dinilai sebagai sesutu yang besar. Tidak ada yang bias menghalangi perubahan yang diusung oleh kekuatan pemuda, sepanjang moral dan semangat juang tidak luntur dengan tekanan dan godaan sesaat.

Namun kita sadari untuk menyatukan pemuda dalam satu visi perjuangan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan syarat minimal agar pemuda dapat berkumpul dalam satu kepentingan. Pertama, syarat dasar moral perjuangan harus terpenuhi, yakni terbebas dari kepentingan peribadi dan prilaku menyimpang suatu kelompok. Kedua, kesamaan agenda perjuangan secara umum dan derivasi agenda agenda, misalnya isu kemandirian bangsa, menolak dominasi asing dan kemimpinan kaum muda. Semuanya dapat menjadi agenda bersama yang mudah disepakati. Ketiga, terlepasnya unsur-unsur primordialisme dalam perjuangan bersama, sesuatu yang sensitive dalam kebersamaan.

Sudah saatnya pemuda mendeklarasikan beberapa agenda yang sangat mendesak bagi bangsa ini. Pertama, mengembalikan semangat reformasi ’98 yang dapat mengangkat moral perjuangan pemuda Indonesia dan mengingatkan penguasa untuk kembali kejalur reformasi. Enam visi reformasi ( pemberantasan KKN, amandemen konstitusi, cabut dwifungsi ABRI, otonomi daerah seluasnya, budaya demokrasi yang wajar dan egaliter dan adili soehartoserta kroninya ) seharusnya kembali menadi semangat pemuda untuk memulai setting agenda perubahan.

Kedua, menguatkan semangat nasionalisme tanpa harus meninggalkan internasionalisme. Kita adalah warga Indonesia sekaligus warga dunia. Semangat kebangsaan diperlukan sebagai identitas dan kebanggaan, agar anak bangsa tidak teracabut dari akar dan sejarah bangsanya.

Ketiga, perlunya kesepahaman baru pemuda indonesia dalam melaksanakan agenda-agenda kebangsaan yang banyak tertunda akibat kurangnya komunikasi antar ormas pemuda selama ini. Energi pemuda yang bersatu cukup untuk mendorong terwujudnya reformasi sejatai dinegeri ini. Sesuai karakter pemuda yang memiliki kekuatan ( fisik ), kecerdasan ( fikir ), ketinggian moral, serta kecepatan belajar atas berbagai peristiwa yang dapatmendukung akselerasi perubahan.

Keempat, pemuda menjadi aktor terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi yang sebenar-benarnya dinegeri ini. Tidak dapat dihindari bahwa politik dan ekonomi masih menjadi bidang eksklusif bagi sebahagian orang, yang kemudian menjadi tragedi bersama bagi seluruh rakyat. Permasalahan kunci politik ekonomi kita dapat dilihat pada perangkap utang luar negeri yang mengarah pada kebangkrutas nasional, nilai tukar rupiah yang hampir selalu lemah, rendahnya nilai tambah primer, korupsi yang masih tinggi terutama kaum penguasa, serta tingkat kemiskinan dan pengganguran yang terus meningkat. Aroma neoliberalisme dan neokolonialisme dibangsa ini masih sangat terasa, terutama dalam aset privatisasi ( penjualan ) aset pada asing dan undang-undang penanaman modal.

Pemuda indonesia harus menyadari seumber daya negeri ini sebagai aset yang harus dipertahankan, tidak terjebak dalam konspirasi ekonomi kapitalis dan kompradornya. Dengan pemahaman mendalam dan perjuangan bersama pemuda, gagasan negara bangsa sebagai negeri yang aman dan sjahtera dan diberkahi ( baldatun thoyibatun wa rabbun ghafur ) dapat terwujud bagi Indoneisa. Dan pemuda tampil sebagai negarawan untuk bangsa.


Penutup


Setiap pendakian pasti akan ada puncaknya, ketika puncak itu sudah tercapai maka pilihannya hanya dua kembali turun atau menatap puncak yang lebih tinggi dan berupaya untuk mencapainya, kebangkitan nasional yang selalu diperingati bangsa ini telah mencapai puncaknya yaitu “kemerdekaan”, kemerdekaan dari belenggu asing dan memandirikan bangsa Indonesia untuk membenahi dan mengatur urusannya sendiri, tentunya ketika puncak dari tujuan itu sudah tercapai maka tidak mungkin kita memilih pilihan untuk turun dan mengakhiri pendakian, pilihan kita hanya satu menatap jauh dengan harapan dan cita-cita ibu pertiwi dan bahu-membahu untuk mencapai tujuan itu.

Bangsa ini memerlukan narasai baru setelah tercapainya tujuan dari kebangkitan nasional seratus tahun yang lalu, narasai besar yang membuat bangsa ini berani untuk menatap jauh, 11 tahun reformasi diharapkan sebagai massa transisi untuk menemukan narasi besar itu, karena sudah terlalu jauh tertinggal apabila kita terus menerus bernostalgia dengan keberhasilan para pendahulu kita dalam mengawali kebangkitan nasional dan berujung pada kemerdekaan sesuai dengan apa yang dicita-citakan.

Dalam mengawal proses perjalanan mencari narasi besar itu, pemuda terkhusus mahasiswa harus tetap berada digarda depan dalam mengawal dan mengarahkan agar gagasan besar yang timbul untuk mengelola bangsa sesuai dengan apa yang diharapkan, pengawalan dan eksistensi mahasiswa tidak boleh berhenti apalagi terkubur, karena sejatinya bangsa yang cerah masa depannya tercermin dari kepedulian para pemuda untuk memikirkan nasib bangsanya, karena tidak akan kita biarkan pena sejarah itu dipegang dan dituliskan oleh orang lain.

Momentum pergantian kepemipinan nasional adalah momen yang pas untuk meretas jalan menuju kebangkitan modern, era baru kebangkitan yang diharapkan mampu merefresh semangat para pemuda untuk mewujudkan kemandirian bangsa, tentunya pergantian kepemimpinan nasional harus tetap menjadi perhatian pemuda dalam mengawal arah perjuangan bangsa, karena ini menjadi taruhan perubahan untuk waktu yang panjang minimal lima tahun kedepan, semoga pemilihan peresiden pada juli mendatang menjadi ruang eksistensi gerakan pemuda untuk berkarya, berkontribusi memberikan yang terbaik untuk masa depan bangsa yang kita cintai.

*Disampaikan pada saat seminar kebangkitan nasional di auditorium UISU yang diselenggarakan oleh KAMMI Komisariat UISU.

Medan, 06 Juni 2009.